Penerapan Evaluasi Model Stake (Countenance Evaluation Model) pada Program Pembelajaran Sejarah di MTs Attaraqqie Putri Malang Kelas VIII Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/2011
by : MARIA KURNIANING RIZKI
Abstrak
ABSTRAK
Rizki, Maria Kurnianing. 2011. Penerapan Evaluasi Model Stake (Countenance Evaluation Model) pada Program Pembelajaran Sejarah di MTs Attaraqqie Putri Malang Kelas VIII Semester Ganjil Tahun Ajaran 2010/2011. Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Malang. Pembimbing Drs. Marsudi, M.Hum.
Kata kunci: evaluasi model stake, program pembelajaran sejarah
Evaluasi memiliki peranan yang penting dalam sebuah kegiatan termasuk pada kegiatan pembelajaran. Saat ini, kegiatan evaluasi yang biasa dilakukan hanya untuk mengetahui hasil belajar siswa saja tanpa memerhatikan pada perencanaan dan pelaksanaan program pembelajaran tersebut padahal hasil evaluasi tersebut tidak bisa terlepas dari perencanaan dan proses pelaksanaannya. Penelitian ini dilaksanakan untuk menerapkan evaluasi model stake pada program pembelajaran sejarah yang mencakup evaluasi perencanaan, evaluasi proses, dan evaluasi hasil. Model ini dipilih untuk diterapkan karena merupakan satu-satunya model evaluasi yang terstruktur dalam arti memiliki tahapan evaluasi yang jelas mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pemberian pertimbangan setelah melalui tahap observasi terlebih dahulu. Dalam evaluasi model ini, pertimbangan yang diberikan harus sesuai dengan kriteria atau standar yang ditetapkan oleh peneliti sebagai evaluator.
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Attaraqqie Putri Malang kelas VIII. Guru mengalami kesulitan dalam peningkatan hasil belajar siswa terutama nilai pada kelas VIII. Dibandingkan dengan tiga kelas lainnya, nilai siswa kelas VIII masih di bawah KKM. KKM yang ditetapkan di sekolah yaitu 70, sedangkan nilai rata-rata siswa kelas VIII hanya 61,16. Menurut penuturan guru sejarah di sekolah tersebut, ketidaktuntasan siswa disebabkan oleh ketidaksungguhan siswa kelas VIII dalam mengikuti pelajaran sejarah dan kurangnya sumber belajar yang dimiliki siswa karena satu-satunya sumber belajar yang mereka gunakan adalah LKS. Selain itu, dalam dokumen perencanaan pembelajaran, guru masih menggunakan metode ceramah murni tanpa adanya suatu variasi.
Jenis penelitian ini yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK) evaluatif yang menggunakan pendekatan kualitatif kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik analisa dokumen, observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik evaluasi model stake. Standar atau kriteria yang digunakan untuk menganalisa data dari perencanaan dan proses pembelajaran diambil dari Analisa Penilaian Kemampuan Guru (APKG) sedangkan untuk hasil belajar siswa, standar atau kriteria yang digunakan adalah Kriteria Kelulusan Minimum yang ditetapkan oleh pihak sekolah. Keabsahan data diuji dengan (1) perpanjangan keikutsertaan peneliti, (2) ketekunan pengamatan, dan (3) teknik triangulasi sumber.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) setelah evaluasi dilakukan pada siklus I dapat diketahui bahwa program pembelajaran sejarah yang berjalan masih belum memenuhi kriteria yang telah diterapkan. Untuk itu perlu adanya suatu perbaikan dalam program pembelajaran sejarah pada tahap perencanaan dan proses pembelajaran sehingga dapat memberikan hasil yang baik.; (2) evaluasi model stake pada tahap II menunjukkan adanya peningkatan hasil analisa pada program pembelajaran sejarah. Guru sudah hampir memenuhi semua kriteria yang telah ditetapkan sehingga hasil belajar juga mengalami peningkatan. Hal tersebut dikarenakan adanya proses judgment atau pemberian pertimbangan pada teknik evaluasi program model stake untuk perbaikan suatu program pembelajaran sesuai dengan standar atau kriteria yang dijadikan acuan.
Dari hasil penelitian tersebut peneliti menyarankan: (1) pihak sekolah diharapkan dapat mengadakan kegiatan evaluasi secara berkala sehingga dapat mengetahui kemampuan guru dari waktu ke waktu dan perkembangan hasil belajar siswa; (2) guru diharapkan dapat mengevaluasi kemampuannya sendiri dan dapat mengetahui kebutuhan siswa demi peningkatan kemampuan pribadi dan peningkatan kualitas pembelajaran; (3) siswa diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar dengan menambah informasi dari berbagai sumber; (4) jurusan sejarah diharapkan dapat memberikan bimbingan dan tambahan informasi mengenai pendidikan sehingga kemudian dapat mencetak guru-guru sejarah yang professional; (5) pelaksana penelitian berikutnya diharapkan dapat menerapkan evaluasi model stake dengan kriteria yang beragam dan dapat menerapkan model evaluasi yang lain pada program pembelajaran sejarah.


22.55
MTs Attaraqqie
1 komentar:
Drs. Zainal Kepala Sekolah MAN Malang I Jalan Baiduri Bulan Tlogomas, ..sudah lalim ngobrolnya sangat buruk dan menyakitkan. Bagaimana bisa dicontoh dan diikuti oleh guru dan karyawan???
Posting Komentar